Percepat Panen, Petani Mojokerto Gunakan Combine Harvester
Petani di Dusun/Desa Sumengko, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto melakukan proses panen padi menggunakan mesin combine harvester, Rabu, (14/8/2019). Dengan menggunakan alat mesin pertanian (alsintan) dinilai mampu menekan potensi kehilangan benih padi saat proses panen.
“Dengan menggunakan combine harvester potensi kehilangan bulir padi bisa ditekan hingga sepuluh persen,” ujar Siti Fatimah, Penyuluh Pertanian Pelaksana (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto wilayah Kecamatan Jatirejo.
Fatimah menjelaskan, panen padi di Desa Sumengko dengan menggunakan combine harvester sudah berlangsung tiga kali. Petani mulai menggunakan alsintan tersebut sejak 2017 lalu. “Tiga kali panen menggunakan combine harvester sejak 2017 lalu, semuanya proses panen padi,” imbuhnya.
Tidak hanya mampu menekan potensi kehilangan bulir padi, dengan menggunakan combine harvester juga mampu menghemat biaya proses panen serta mempersingkat waktu panen. “Petani bisa lebih hemat biaya operasional panen, waktunya pun juga bisa lebih cepat, jadi petani bisa lebih cepat tanam lagi,” tuturnya.
Penggunaan alsintan combine harvester di Desa Sumengko ini mampu memanen padi selama enam jam per satu hektare sawah. Estimasi waktu ini dilihat dari kontur sawahnya. “Kalau banyak pematang sawah biasanya agak lama, kalau sawah datar bisa makin cepat,” jelasnya.
Proses panen padi masal ini dilakukan di lahan sawah seluas 50 hektare. Lahan sawah tersebut merupakan lahan milik 42 orang petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Manunggal. Adapun padi yang ditanam adalah varietas Inpari 32.
“Setiap tahun, lanjut Fatimah produksi padi varietas Inpari 32 di Desa Sumengko sekitar 7 ton per hektare. Karena petaninya rukun, jadi mulai proses menanam hingga panen bisa bersamaan,” kata Fatimah.
Fatimah menambahkan, sebelum proses panen dimulai, para petani rutin mengadakan tasyakuran dan istigasah dengan mengundang Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Jatirejo. Kegiatan yang merupakan kearifan lokal ini dilakukan dengan tujuan memanjatkan syukur kepada Tuhan karena telah diberikan nikmat berupa hasil panen yang melimpah. (Khl/Ar).