Hadapi Musim Hujan, Pemkab Mojokerto Dorong Mitigasi Cepat dan Tepat
Diskominfo Kabupaten Mojokerto - Beberapa waktu belakangan ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) telah mengumumkan peringatan dini terkait efek La Nina, yakni yang berdampak meningkatnya curah hujan. Berdasarkan peringatan dini BKMG, hal tersebut akan terjadi tahun ini di Indonesia.
Menghadapi hal tersebut, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati terus mendorong adanya mitigasi bencana di wilayah kerjanya bisa dilakukan dengan cepat dan tepat. Hal tersbut disampaikannya saat meninjau proses pembersihan aliran Sungai Watudakon yang berada di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Minggu (14/11).
“Kita menghadapi sesuatu yang agak spesial tahu ini, karena ada efek dari La Nina, yakni peningkatan curah hujan. Jadi yang bisa kita lakukan di Kabupaten Mojokerto adalah mitigasi cepat dan tepat, dan kemudian tindaklanjut yang segera dari hasil mitigasi tersebut,” ungkap Ikfina.
Ikfina menyebut, salah satu bentuk mitigasi dan tindaklanjut dari mitigasi yang saat ini tengah ditangani, yaitu pembersihan aliran sungai yang tertutup tanaman enceng gondok. “Hari ini BPBD bekerjasama dengan PUPR, pihak kecamatan dan Desa Tempuran membersihkan aliran sungai yang dipenuhi enceng gondok, suapaya nanti saat ada aliran deras saat peningkatan curah hujan, tidak ada luapan air sungai ke rumah-rumah warga,” tuturnya.
Bupati Mojokerto ingin, sistem kesiapsiagaan di Kabupaten Mojokerto harus benar-benar dijalankan. Oleh karena itu, lanjut Ikfina, pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh camat untuk mengkondisikan desa-desa agar segera melakukan pengecekan sungai-sungai yang disinyalir terganggu alirannya.
“Kita terus berupaya, jadi sistem kesiapsiagaan kita ini bener-benar kita jalankan, saya juga sudah minta ke kepala desa, terutama Desa Tempuran ini, untuk menata orang-orangnya untuk selalu memantau, karena meskipun sudah dibersihkan, bisa jadi nanti jika ada aliran yang deras, nanti masih membawa sampah atau enceng gondok lagi,” imbuhnya.
Dalam menghadapi musim hujan ini, penanganan bencana yang ada di Kabupaten Mojokerto harus dilakukan dengan koordinasi yang baik. Mengingat ada sejumlah titik sungai yang memang berbeda wewenang pengelolaannya.
“Seperti Sungai Watudakon ini, ini dalam penanganan BBWS Brantas, ya jadi dari PUPR, BPBD dan yang lain harus bisa menjalin koordinasi dengan baik, sehingga bisa mengendalikan ini semua,” katanya.
Untuk diketahui, proses pembersihan beberapa titik aliran sungai yang ada di Kabupaten Mojokerto yang memang telah dipetakan menjadi langganan banjir setiap tahunnya telah dilaksanakan sejak Oktober lalu. Karena beberapa titik, proses pembersihan aliran sungai dari sampah atau tanaman ini terus dikebut pengerjaannya hingga saat ini. (Khl/Ar).