Demo Image
Dinas Perpustakaan Ajari Puluhan Ibu-ibu Teknik Batik Malam Dingin

Dinas Perpustakaan Ajari Puluhan Ibu-ibu Teknik Batik Malam Dingin

Melalui program pustaka terapan berbasis inklusi sosial, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mojokerto mengajak puluhan ibu-ibu membatik. Kegiatan tersebut dikemas dalam workshop handicraft dengan tema teknik membatik menggunakan malam dingin. Workshop tersebut berlangsung di gedung pertemuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mojokerto, Selasa (27/8/2019) pagi.

“Workshop handicraft membatik menggunakan malam dingin ini pertama kali diadakan di Mojokerto, kebetulan yang mengadakan pertama adalah Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mojokerto, saat ini adalah workshop angkatan kedua,” ujar Gatot Sukowaluyo, Kasi Kerjasama dan Promosi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mojokerto.

Gatot menjelaskan, teknik membatik menggunakan malam dingin ini dinilai paling aman dan mudah. Pengaplikasiannya pun bisa di berbagai macam media. “Selain untuk di kain, batik malam dingin ini bisa kita aplikasikan di sepatu, topi, tas seperti totebag,” tuturnya.

Dalam workshop ini, lanjut Gatot, peserta diambil dari masyarakat umum dan tanpa dipungut biaya. Saat workshop, peserta diajarkan mula pra-produksi, produksi hingga pasca produksi. “Jadi jangan khawatir, peserta yang masih awam pasti bisa mengikuti workshop hingga bisa melakukannya sendiri,” tegasnya.

Sedikit berbeda dengan proses pembuatan batik pada umumnya, batik malam dingin tidak memerlukan kompor dan canting untuk memanaskan malam. Gatot menambahkan, bahan-bahan dan alat membuat batik malam dingin ini sangat mudah didapat dan cukup ekonomis.

“Malam dingin dijual bebas, bisa dibeli dimana saja, kalau soal pewarna, kami menggunakan pewarna tekstil. Pengganti canting kami gunakan botol kecil semacam botol cuka yang sudah kami modifikasi,” imbuhnya.

Sementara, Minuk Iswatiningsih (45), ibu rumah tangga asal Kecamatan Dawarblandong mengaku, membuat batik malam dingin ini lebih mudah dan lebih aman. “Teknik membatik ini lebih simple, untuk anak-anak juga lebih aman karena tidak pakai canting, kalau pakai canting kan panas,” kata Minuk.

Usai mengikuti workshop ini, Minuk ingin menerapkan teknik batik malam dingin untuk membuat totebag. “Saya ingin bikin totebag, ada motifnya batik. Saya rasa itu belum ada di Mojokerto,” tukasnya.

Untuk diketahui, program pustaka terapan berbasis inklusi sosial ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam hal pengetahuan dan pelatihan. Peserta diambil dari masyarakat umum dan dari berbagai profesi. Workshop yang akan diadakan menyesuaikan kebutuhan masyarakat yang beragam. (Khl/Ar; Foto : Udik).

@ Designed By Dinas Komunikasi & Informatika Kab. Mojokerto